Snippet

Preview and Information

Released: October 10, 2012
Origin: Osaka, Japan
Genres: Power metal, neo-classical metal, speed metal
Labels: Iron Shock, VAP

Tracklist:
01. Reach To The Sky
02. The Promised Flag
03. Temptation Through The Night
04. Lonely As A Stranger
05. Stand Up For The Right
06. Hunting For Your Dream
07. Lament
08. Infinity
09. Angel Of Salvation
10. Longing

Apa yang dihadirkan Syu Cs di album ini benar-benar sangat theatrical. Skill yang setingkat dewa, musik yang melodius dan powerful, ditambah perpaduan harmoni yang sangat epik, menjadikan album ini sebagai salah satu album metal terkeren bulan ini.

Diawali dengan sebuah intro yang sangat klasik, 'Reach To The Sky' mampu membius pendengar, serasa terbawa ke dunia animasi yang akan diciptakan Galneryus. Lalu disambut dengan track 'The Promised Flag', sebuah lagu membahana tentang perjuangan memperebutkan keyakinan. Ini sepertinya merupakan sambungan dari lagu 'Struggle for the Freedom Flag' dari album The Flag of Punishment. Permainan riff-riffnya yang rumit, bersambung dengan permainan keyboard Yuhki, mirip seperti pola band-band symphonic dari Eropa.

'Temptation Through The Night' lebih terdengar mirip 'Everlasting', dengan pola neo-classic standard, permainan solo di bagian tengah yang 'nggilani', juga vocal Sho yang terdengar serak, tapi tetap powerful.

'Hunting For Your Dream' pernah dirilis sebagai single di bulan Juli 2012. Lagu ini juga menjadi Soundtrack anime HunterxHunter. Sementara 'Lament' terdengar seperti warcry yang penuh semangat. Kedua lagu ini memiliki komposisi musik yang sangat neo-classic ala Eropa, plus permainan solo ala power metal Jepang.

'Angel Of Salvation' adalah track hits dari album ini, Videonya bisa ditemukan di Youtube, sepanjang 7 menit, dengan intro permainan strings yang sangat bagus.

Seperti biasa yang terjadi pada banyak band Jepang, dalam hal kualitas musik, Tentu saja mereka sangat tinggi, tapi ketika menyanyikan lirik-lirik Bahasa Inggris, kelemahan itu kembali muncul. Sho pun terdengar sangat 'wagu' ketika harus melafalkan lirik dalam Bahasa Inggris, simak saja di lagu 'Hunting For Your Dream', 'Infinity' dan 'Angel Of Salvation'. Itu terjadi karena memang lidah orang Jepang biasa mengucap 'er' ketika harus melafalkan 'el', atau 'itchi' ketika harus melafalkan 'easy'. Namun secara garis besar, tetap album ini sangat layak untuk didengarkan, sebagai tambahan referensi bermusik para metal fans.
Hail!!!
Preview and Information

Judul : Sang Raja Jin; Petualangan Menemukan Cincin Nabi Sulaiman
Judul Asli: Master of the Jinn: A Sufi Novel
ISBN : 978-602-9255-19-5
Penulis : Irving Karchmar
Penerbit : Mizania
Tanggal terbit : Maret 2012
Jumlah Halaman : 320
Text Bahasa : Indonesia

Sinopsis
Aku, Ishaq, penulis buku ini, diperintah Guruku untuk menceritakan kisah sebuah perjalanan. Berkat rahmat Allah, hanya aku saja dari kelompok pengembara ini yang berhasil kembali.
Ali dan Rami telah tiada. Aku melihat mereka masuk ke dalam api. Dan Jasus, yang berhati suci, pun melompat ke dalam api. Sementara yang terjadi pada orang bijak Yahudi dan putrinya, atau Si Kapten, sama sekali aku tak tahu. Mereka tak mau pergi saat kuminta pergi.
Tapi aku yakin pada satu hal: Jin jahat itu masih ada.
Baalzeboul — Sang Raja Jin.

Konon, ada empat jalan menuju “kesejatian”: sains, filsafat, sastra, dan agama. Para pencari kesejatian sejak berabad-abad silam memilih jalan setapak mereka masing-masing. Ada yang berhasil menemukan “kebenaran”, tapi banyak pula yang tak kunjung memperoleh apa yang mereka cari. Alih-alih menemukan kebenaran, jalan yang mereka ambil justru membuat mereka tersesat.

Dalam Sang Raja Jin (Kayla Pustaka, 2008), novel karya Irving Karchmar, kita bisa merasakan jejak keempat jalan setapak itu, terutama dua jalan terakhir. Dalam pandangan saya, Sang Raja Jin adalah sebuah karya sastra yang berupaya menyingkap hakikat kesejatian melalui pendekatan tasawuf.

Kisah bergulir melalui penuturan sang narator, Ishaq, seorang murid tarekat yang semula adalah mahasiswa filsafat yang serius dan “rasional”. Sosok Syekh Haadi, sang mursyid tarekat, merupakan tokoh dominan yang kerap mewejang murid-muridnya tentang berbagai rahasia semesta dan kearifan tersembunyi. Ada pula Profesor Solomon, seorang ilmuwan Yahudi, dan putrinya yang penuh cinta, Rebecca; seorang tentara Israel yang “menemukan takdir” dengan cara yang ganjil, Kapten Aaron; sepasang saudara, Ali dan Rami, yang rela “meniadakan diri” untuk sesuatu yang lebih penting dari diri pribadi dengan terjun ke sumur api; Amenukal, seorang kepala suku pengembara yang ternyata sufi bermaqam tinggi; serta tokoh faqir misterius yang “sakti” jelmaan sesosok jin bernama Ornias. Sementara itu, yang dimaksud sebagai Raja Jin dalam novel ini adalah Baalzeboul, penghulu kaum jin yang tengah berseteru dengan kelompok jin kafir yang dipimpin Ifrit.

Irving menggunakan novelnya ini sebagai medium penggambaran pencarian kesejatian melalui tokoh-tokohnya yang beraneka latar, tapi dipertemukan “takdir” yang menggiring mereka ke satu titik yang sama: “Jalan Cinta”—tentunya setelah melalui berbagai pergulatan.

Sebagai sebuah novel, Sang Raja Jin mengambil bentuk yang sederhana, tapi mengandung isi yang dalam. Ia indah, sekaligus bermakna. Dulce et utile. Novel yang diterjemahkan dan disunting dengan bagus ini mengandung kisah yang menarik sehingga membuatnya enak dibaca, sekaligus mengajak pembacanya “merenung”. Dan saya kira, itulah inti novel ini: perenungan tentang hakikat kehidupan dan penciptaan.

Ada banyak hal yang menarik dibahas lebih lanjut dari novel ini, tapi yang paling menarik buat saya adalah yang berkaitan dengan kematian dan cinta. Berkaitan dengan dua hal tersebut, izinkan saya mengutip beberapa kalimat yang menggelitik dalam novel ini:

1. Kematian adalah salah satu anugerah terlembut dari Tuhan. Kematian memisahkan orang dari kegembiraan dan kesedihan sementara, yang hanya setetes belaka bagi jiwa. …di balik kematian ini terbentang Samudra Cahaya… (hlm. 33).

2. …kematian adalah sesuatu yang tak terelakkan, tetapi kalian takut padanya. Jiwa kalian takut ketika memikirkan kematian. Tetapi seorang Sufi tak meminta apa pun, dan tak takut pada apa pun, sebab ia telah memasrahkan hidupnya dan menyerahkan segala yang dimilikinya kepada Tuhan. (hlm. 34).

3. Kami berjuang untuk menaklukkan ego dalam pikiran dan perbuatan kami, dan berusaha bersyukur atas anugerah Allah dengan menghambakan diri dalam banyak pelayanan. (hlm. 113).

4. Ketika Allah menciptakan umat manusia, semuanya mengatakan mencintai-Nya. Maka Dia kemudian menciptakan kesenangan-kesenangan duniawi, dan sembilan per sepuluh dari mereka segera meninggalkan-Nya, sehingga yang tersisa hanya sepersepuluhnya. Kemudian Allah menciptakan kemegahan dan kenikmatan Surga, dan sembilan per sepuluh dari sepersepuluh yang tersisa itu meninggalkan-Nya. Lalu Allah menimpakan bencana dan kesedihan kepada sepersepuluh yang tersisa itu. Dan sembilan per sepuluh dari sepersepuluh yang tersisa itu juga melarikan diri dari-Nya. … Manusia-manusia yang menjauh dari-Nya itu terombang-ambing antara kesenangan, harapan, dan putus asa. Tapi, mereka yang tetap bertahan, yakni sepersepuluh dari sepersepuluh dari sepersepuluh yang tersisa, adalah manusia-manusia pilihan. Mereka tidak menginginkan dunia, tidak mengejar surga, dan tidak melarikan diri dari derita. Hanya Allah semata yang mereka inginkan, dan walaupun mereka menerima penderitaan dan cobaan yang bisa membuat gunung-gunung gemetar ketakutan, mereka tidak meninggalkan cinta dan kepasrahan kepada-Nya. Mereka adalah hamba Allah yang sejati, pencinta Allah yang sesungguhnya. (hlm. 124-125).

5. Mengikuti jalan cinta harus menjadi hamba sejati, harus melayani Tuhan dan segenap makhluk-Nya, agar mereka bisa menemukan jalan yang benar. (hlm. 115).

6. …Jika datang kepadamu orang yang sakit karena berpisah dari-Ku, sembuhkanlah dia. Atau bila karena melarikan diri dari-Ku, carilah dia. Atau jika karena takut kepada-Ku, yakinkanlah dia. Lalu beri bantuan kepadanya, atau kalau kau bertemu dengan orang yang mencari-Ku, bantulah dia mendekati-Ku. Atau jika dia amat membutuhkan rahmat-Ku, bantulah dia. Atau jika dia berharap kasih sayang-Ku, ingatkanlah dia. Dan jika dia tersesat, carilah dia. Sebab engkau telah ditakdirkan untuk membantu-Ku, dan engkau telah kuangkat untuk melayani-Ku. (hlm. 115).

7. Kebanyakan manusia tidak melihat bahwa dalam kesadaran akan cinta tersembunyi kesadaran akan Tuhan… (hlm. 154).

8. Ketahuilah… cinta adalah dasar dan prinsip dari jalan menuju Tuhan. Segala keadaan dan maqam adalah tahapan-tahapan cinta, yang tak akan bisa dihancurkan selama Jalan Cinta itu ada. (hlm. 282).

9. …ketika Tuhan menyuruh mereka melihat alam semesta yang diciptakan-Nya, mereka tak melihat hal-hal yang lebih berharga ketimbang diri mereka sendiri, dan karenanya mereka dipenuhi kebanggaan dan kesombongan… Tubuh sujud dalam shalat, dan jiwa meraih cinta, ruh sampai ke kedekatan dengan Tuhan, sedangkan hati beroleh kedamaian dalam persatuan dengan Allah… Cinta tak bisa dijelaskan. Penjelasan tentang cinta bukanlah cinta, karena cinta melampaui kata-kata… cinta adalah anugerah ilahi. Ia tak dapat direbut, juga tak bisa dilawan. (hlm. 283).

Dalam novel ini dikisahkan tokoh-tokoh yang gagal mengatasi dosa-dosa maut dalam diri—seven deadly sins: lust (syahwat), anger (amarah), envy (dengki), gluttony (rakus), greed (tamak), sloth (malas), pride (sombong) — menemui akhir yang tragis, antara lain sosok Afarnou (anak Amenukal yang menemui kematian sia-sia di gurun pasir karena ketamakan, kemalasan, dan kesombongannya) serta Ifrit yang menutup diri dari kebenaran dan rahmat Allah akibat kemarahan, kedengkian dan kesombongannya sehingga harus mengalami “hidup” yang pedih.

Sementara itu, tokoh-tokoh yang dengan penuh keikhlasan bersedia menghadapi kematian dalam menjalankan “tugas kehidupan” dengan berkelana tanpa tahu takdir apa yang bakal menjemput, justru selamat dan menemukan “jalan Tuhan”.

Menarik juga menyimak bahwa tokoh-tokoh yang berakhir baik tak selalu baik dan sempurna. Tidak hitam putih. Profesor Solomon adalah orang yang ragu yang baru tercerahkan pada usia tua. Ornias adalah jin maling dan pembunuh yang bertobat dan kemudian berhasil meningkatkan semesta dirinya. Sungguh, yang luar biasa bukanlah yang tak pernah jatuh, melainkan yang bisa bangkit dari kejatuhan. Mereka berhasil keluar dari “penjara diri” dengan mengatasi segala tarikan nafsu diri pribadi, menyatu dengan kehendak Tuhan melalui pengutamaan pelayanan terhadap sesama makhluk daripada kenyamanan pribadi, dan akhirnya meraih cinta, abadi dalam cinta.

Seperti kata Rumi, “Jika kau ingin mengetahui dirimu yang sejati, keluarlah dari dirimu/ Tinggalkan selokan dan mengalirlah menuju Sungai…” Atau seperti yang ditulis penyair sufi lainnya, “Ketahuilah bahwa ketika kau belajar kehilangan dirimu, kau akan mencapai Yang Terkasih…” Selaras pula dengan ajaran Lao Tze dalam Tao Teh Ching, “Yang mengalahkan diri sendiri disebut kuat… Yang mati tapi tak binasa disebut panjang umurnya.”

Dan, seperti yang sedikit banyak tergambar dalam novel ini, jalan menuju kesejatian itu jelas tak gampang dilalui. Sungguh tak mudah menaklukkan diri sendiri. Namun demikian, semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung.


Apresiasi terhadap Novel Ini:
* Telah diterjemahkan ke dalam 8 bahasa.
* Terpilih sebagai salah satu buku yang harus dibaca dan dikaji di Oregon University, USA.

Kelebihan Buku Ini:
* Novel tentang spiritualitas Islam yang paling mendalam.
* The Alchemist dan Celestine Prophecy versi Islam.
* Pesan-pesannya universal bagi setiap para pejalan spiritual.
 Preview and Information
 
Artist: Vision Divine
Album: Destination Set To Nowhere
Released: 2012
Style: Power Metal

* Fabio Lione - Vocals (Rhapsody of Fire, ex-Labyrinth (Ita), ex-Athena (Ita))
* Carlo Andrea Magnani (Olaf Thorsen) - Guitars (Skylark, ex-Labyrinth (Ita)
* Andrea Torricini - Bass (Vision Divine)
* Alessio Lucatti - Keyboards (Etherna (Ita), guest in Vexillum (Ita))
* Federico Puleri - Guitar (Essence(Ita), Seven Gates (Ita), guest in Vexillum (Ita))
* Alessandro Bissa - Drums (Silent Victory, Scream (Ita), Bad Faith)

Tracklist
CD1:
01 – S’ I Fosse Foco
02 – The Dream Maker
03 – Beyond The Sun And Far Away
04 – The Ark
05 – Mermaids From Their Moons
06 – The Lighthouse
07 – Message To Home
08 – The House Of The Angels
09 – The Sin Is You
10 – Here We Die
11 – Destination Set To Nowhere

CD2:
01 – New Eden
02 – Vision Divine
03 – Send Me An Angel
04 – Taste Of A Goodbye
05 – The Fallen Feather
06 – La Vita Fugge
07 – The Perfect Machine
08 – God Is Dead
09 – The 25th Hour
10 – Voices
11 – Gutter Ballet (Savatage Cover Version)

Sambil menunggu rilisan Rhapsody Of fire, alangkah baiknya mendengarkan album ini dulu. Sebuah perwujudan power metal yang sangat atmospheric saya katakan, dimana vocal Fabio Lione terdengar sangat apik, dipadu dengan permainan arpeggio ala Carlo Andrea Magnani yang sangat progresif, juga improvisasi keyboard Alessio Lucatti yang tak kalah dengan Alex Staropoli. Album ini bisa dikatakan kembalinya kekuatan Vision Divine, setelah di album sebelumnya (9 Degrees West Of The Moon) tampak kurang bersinar. Di album dobel ini, kisah tragedy dan fantasy masa depan berbaur menjadi satu, sehingga benar-benar layak dianggap sebagai Future Metal masa kini. Saya malah menganggap, album ini mirip seperti Narnia era Christian Liljegren yang powerful, namun dibawakan secara lebih progresif dengan alunan vocal khas Fabio Lione, sangat brillian!!

Tentu saja selalu ada kisah dibalik semua lagu konseptual seperti ini, dan hanya dengan melihat covernya pun, sebenarnya kita sudah bisa tahu. Fairy tale tentang kedatangan The Chosen One (Mesiah) yang akan membawa manusia-manusia yang terpilih dengan Bahtera (Ark), ke sebuah dunia damai bersama para Malaikat. Hampir mirip seperti Mitologi Nabi Nuh, Isa Al-Masih dan juga Al Mahdi, yang diolah sedemikian kreatif menjadi kisah fantasi masa depan ala metal. Utopia khas para Dreamers.

Ada banyak perenungan spiritual dan juga pelajaran moral di album ini, simak saja The Lighthouse, The Sin Is You, Here We Die dan juga God Is Dead. Silahkan cari liriknya di http://www.darklyrics.com/lyrics/visiondivine/destinationsettonowhere.html#2 untuk lebih jelasnya.

Sedangkan tentang musiknya sendiri, tak perlu bnayak diulas, karena Vision Divine memang salah satu kekuatan di genre Power Metal, yang sudah sangat fasih memainkan skill tingkat tinggi, juga perpaduan harmonisasi tiap instrument yang khas band Italia. Di beberapa lagu, sempat terdengar seperti Dream Theater, seperti di lagu Destination Set To Nowhere. Namun permainan keyboardnya jelas tidak serumit dan seaneh Jordan Rudess. Overall, album ini sangat bagus buat refresing. Musik yang tidak begitu menghentak namun penuh nada-nada apik yang melodius.
Preview and Information
 
Genre: Heavy Metal
Label: Elektra
Playing time: 62:40

Tracklist:
01. Enter Sandman
02. Sad But True
03. Holier Than Thou
04. The Unforgiven
05. Wherever I May Roam
06. Don’t Tread On Me
07. Through The Never
08. Nothing Else Matters
09. Of Wolf And Man
10. The God That Failed
11. My Friend Of Misery
12. The Struggle Within

Bagi banyak orang, inilah album yang paling dikenal, apalagi album ini banyak mencetak hits semacam 'Enter Sandman', 'Sad But True', 'The Unforgiven', 'Whenever I May Roam', 'Nothing Else Matters', 'Of Wolf And Man', dan 'My Friend Of Misery'. Semuanya berkat campur tangan Bob Rock yang jadi produser album ini, secara pasti diketahui, Bob Rock-lah yang telah membawa nama Guns N Roses menjadi besar, begitu juga Bon Jovi, Montley Crue, Mr. Big, dan juga band-band lain. Lewat tangan dinginnya, musik metal mampu bersaing dengan musik Pop dan Rock.

Album ini, berisikan kreatifitas Metallica yang sangat terkesan 'dewasa' dan 'bijak'. Barisan lagu di album ini bertempo sedikit lebih lambat dibanding album-album sebelumnya, tapi memiliki tingkat improvisasi dan skill yang tinggi. Beberapa lagu dimainkan di tuning Drop D, yang sangat jarang dimainkan oleh band lain pada masa itu. Selain itu, lagu yang bertema ballad malah menjadi daya tarik tersendiri; sebut saja 'Nothing Else Matters' yang jadi langganan diputar di beberapa radio, juga 'The Unforgiven' yang sampai berseri menjadi 3 di album 'Death Magnetic'. Semua lagu memiliki kisah tersendiri, mulai dari ajaran berdoa sebelum tidur dalam 'Enter Sandman', hingga persahabatan sejati dalam 'My Friend Of Misery'. Kebanyakan fans malah beranggapan, bahwa sebagian besar lagu ini didedikasikan untuk Cliff Burton, mantan Bassis mereka yang memang sangat berpengaruh dalam perkembangan Metallica era 'Kill 'Em all' hingga 'Master Of Puppets'. Di album ini banyak sekali lick-lick melodius Kirk Hammet, entah bertempo cepat atau lambat, yang sangat easy-listening, bahkan menjadi acuan dari banyak shredder masa kini.

Ada banyak instrumen tambahan yang ditampilkan di beberapa lagu, seperti penggunaan Gong dan sitar di lagu 'Whenever I May Roam'. Sayangnya, di album ini tidak ada track instrumental yang selalu menjadi ciri khas Metallica, mungkin karena ribet ya bikin komposisi tanpa syair...kekeke

Apapun kenyataannya, album ini tetap layak dikoleksi, apalagi jika anda memang seorang Metal Militia. Hail!!