Herr Der Diebe (Pangeran Pencuri) by Cornelia Funke
Preview and Information
Judul : Pangeran Pencuri - Herr Der Diebe
ISBN : 979-22-2008-9
Penulis : Cornelia Funke
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit : Maret - 2006
Jumlah Halaman : 420
Dimensi(L x P) : 145x210mm
Kategori : Remaja
Text Bahasa : Indonesia
Sinopsis :
Selamat datang di dunia ajaib kota Venezia di Italia, tempat kanal-kanal
tersembunyi dan gedung-gedung tua melindungi mereka yang tidak ingin ditemukan...
Prosper dan Bo anak yatim-piatu yang lari dari bibi dan paman mereka yang kejam. Kakak-beradik itu nekat pergi ke Venezia dan bertemu anak laki-laki misterius yang menjuluki dirinya Pangeran Pencuri.
Sang Pangeran Pencuri yang cerdas memimpin sekelompok anak jalanan yang biasa melakukan kejahatan kecil untuk menyambung hidup. Prosper dan Bo senang bergabung dengan keluarga baru yang penuh warna ini.
Petualangan mereka makin seru ketika mereka harus berhadapan dengan detektif penyayang kura-kura, pedagang barang antik yang penipu, dan fotografer pemilik barang antik yang dapat membuat orang jadi jauh lebih tua atau lebih muda dalam sekejab mata!
Menurut saya :
Ini adalah buku kedua Cornelia Funke yang saya baca setelah 'Drachenreiter' (yang sejak membacanya, saya langsung yakin bahwa Cornelia Funke termasuk salah 1 dari Penulis Cerita Anak Paling Berpengaruh Abad Ini', mengikuti jejak C.S. Lewis dan Enid Blyton.
Review ini sekaligus sebagia yang pertama di blog ini, yang dari dulu saya selalu berkeinginan membuat blog khusus yang berisi koleksi buku dan komik² saya.
Ok, berikut pendapat saya tentang buku ini;
Pangeran Pencuri menceritakan kisah petualangan Prosper dan Bo, yang lari dari Bibinya, Esther Hartlieb, dan terdampar di Venezia, kota air yang menakjubkan. Mereka kemudian bertemu dengan Scipio, Tawon, Mosca dan Riccio yang menjadi komplotan pencuri cilik. Selain itu ada juga Victor Getz, detektif yang disewa Esther Hartlieb untuk mencari Prosper dan Bo, tapi di tengah buku diceritakan, detektif itu malah menjadi teman keduanya dan membantu Prosper dan Bo meloloskan diri dari Bibinya. Petualangan seru pun berkembang menjadi jalinan persahabatan antar anak² itu, yang belakangan diketahui bahwa Scipio, yang mengaku dirinya Pangeran Pencuri, ternyata adalah anak seorang kaya, Dotter Massimo, yang bosan dengan kehidupan mewahnya, dan berlagak menjadi pencuri ulung, padahal sebenarnya, semua barang hasil curiannya diambil dari rumahnya sendiri. Hal ini sempat membuat persahabatan antara anak² itu mengalami keretakan, tapi kemudian ketika ada tawaran dari Sang Conte yang misterius, maka petualangan pun berkembang menjadi kisah yang ajaib, yang melibatkan 'Komidi Putar' yang bisa membuat orang yang menaikinya berubah menjadi lebih tua atau lebih muda.
Buku ini sangat bagus dan ringan dibaca, meskipun berukuran tebal (417+2 halaman peta Venezia). Cornelia Funke sanggup menghadirkan detil kota Venezia dengan sangat apik dan eksotik, berikut kanal² dan gang² sepi yang misterius. Beberapa monumen juga digambarkan dalam kisah ini (patung Cagalibri, si Gila Buku di Campo Morosini ternyata memang ada aslinya... hah), juga kebiasaan orang Venezia. Karakter tokoh-tokohnya beraneka warna mulai Scipio yang ngebos, Prosper yang cerdik, Bo yang polos, Tawon yang ceria namun menutupi jati dirinya, Barbarossa yang tamak, dan Victor si detektif yang sering sial. Adegan demi adegan dalam buku yang sarat petualangan ini bergulir dengan mulus dan ilustrasi-ilustrasi karya penulis yang menghiasi halaman-halaman buku menjadi nilai tambah novel anak yang dapat dinikmati segala usia ini.
Melalui buku ini pembaca akan diajak menikmati serunya berpetualang bersama Pangeran Pencuri dalam menjalankan misinya. Di buku ini Cornelia Funke juga mengungkap apa yang ada dalam benak seorang anak-anak yang kadang menginginkan dirinya cepat untuk menjadi dewasa karena tidak ingin dirinya hidup dalam aturan-aturan yang menjemukan yang dibuat oleh orang dewasa. Kisah ini juga menggambarkan arti persahabatan dan bagaimana anak-anak dapat bertanggung jawab, saling menyayangi satu sama lainnya, juga sayang pada binatang (begitu banyaknya kalimat yang menggambarkan tentang Scipio yang mencemaskan kucing²nya, Bo yang selalu bermain dengan kucing dan Victor yang selalu khawatir dengan kesehatan sepasang kura² di kantornya...)
Pesan bagi para orang tua melalui cerita ini adalah agar membebaskan anak-anak mereka menjadi dirinya sendiri. Seorang anak adalah sesosok pribadi lain. Biarkan mereka tumbuh berkembang membentuk kepribadian sendiri.
Yaa... dan akhirnya saya akan mengutip sajak yang ada di halaman 7 buku ini :
Orang dewasa tidak ingat lagi, bagaimana rasanya, menjadi anak-anak.
Walaupun mereka mengaku begitu.
Mereka tidak tahu lagi. Percayalah padaku.
Mereka sudah lupa semuanya.
Betapa dunia dahulu berkesan lebih besar bagi mereka.
Betapa repotnya memanjat ke kursi.
Bagaimana rasanya kalau harus selalu menengadah?
Lupa.
Mereka tidak tahu lagi.
Kau pun akan melupakannya.
Kadang-kadang orang dewasa bercerita, betapa indahnya ketika mereka masih anak-anak.
Mereka bahkan bermimpi menjadi anak-anak lagi.
Tetapi apa yang mereka mimpikan ketika masih anak-anak?
Tahukah kau?
Aku rasa, mereka bermimpi ingin cepat-cepat dewasa.
Rating :
8/10
Judul : Pangeran Pencuri - Herr Der Diebe
ISBN : 979-22-2008-9
Penulis : Cornelia Funke
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit : Maret - 2006
Jumlah Halaman : 420
Dimensi(L x P) : 145x210mm
Kategori : Remaja
Text Bahasa : Indonesia
Sinopsis :
Selamat datang di dunia ajaib kota Venezia di Italia, tempat kanal-kanal
tersembunyi dan gedung-gedung tua melindungi mereka yang tidak ingin ditemukan...
Prosper dan Bo anak yatim-piatu yang lari dari bibi dan paman mereka yang kejam. Kakak-beradik itu nekat pergi ke Venezia dan bertemu anak laki-laki misterius yang menjuluki dirinya Pangeran Pencuri.
Sang Pangeran Pencuri yang cerdas memimpin sekelompok anak jalanan yang biasa melakukan kejahatan kecil untuk menyambung hidup. Prosper dan Bo senang bergabung dengan keluarga baru yang penuh warna ini.
Petualangan mereka makin seru ketika mereka harus berhadapan dengan detektif penyayang kura-kura, pedagang barang antik yang penipu, dan fotografer pemilik barang antik yang dapat membuat orang jadi jauh lebih tua atau lebih muda dalam sekejab mata!
Menurut saya :
Ini adalah buku kedua Cornelia Funke yang saya baca setelah 'Drachenreiter' (yang sejak membacanya, saya langsung yakin bahwa Cornelia Funke termasuk salah 1 dari Penulis Cerita Anak Paling Berpengaruh Abad Ini', mengikuti jejak C.S. Lewis dan Enid Blyton.
Review ini sekaligus sebagia yang pertama di blog ini, yang dari dulu saya selalu berkeinginan membuat blog khusus yang berisi koleksi buku dan komik² saya.
Ok, berikut pendapat saya tentang buku ini;
Pangeran Pencuri menceritakan kisah petualangan Prosper dan Bo, yang lari dari Bibinya, Esther Hartlieb, dan terdampar di Venezia, kota air yang menakjubkan. Mereka kemudian bertemu dengan Scipio, Tawon, Mosca dan Riccio yang menjadi komplotan pencuri cilik. Selain itu ada juga Victor Getz, detektif yang disewa Esther Hartlieb untuk mencari Prosper dan Bo, tapi di tengah buku diceritakan, detektif itu malah menjadi teman keduanya dan membantu Prosper dan Bo meloloskan diri dari Bibinya. Petualangan seru pun berkembang menjadi jalinan persahabatan antar anak² itu, yang belakangan diketahui bahwa Scipio, yang mengaku dirinya Pangeran Pencuri, ternyata adalah anak seorang kaya, Dotter Massimo, yang bosan dengan kehidupan mewahnya, dan berlagak menjadi pencuri ulung, padahal sebenarnya, semua barang hasil curiannya diambil dari rumahnya sendiri. Hal ini sempat membuat persahabatan antara anak² itu mengalami keretakan, tapi kemudian ketika ada tawaran dari Sang Conte yang misterius, maka petualangan pun berkembang menjadi kisah yang ajaib, yang melibatkan 'Komidi Putar' yang bisa membuat orang yang menaikinya berubah menjadi lebih tua atau lebih muda.
Buku ini sangat bagus dan ringan dibaca, meskipun berukuran tebal (417+2 halaman peta Venezia). Cornelia Funke sanggup menghadirkan detil kota Venezia dengan sangat apik dan eksotik, berikut kanal² dan gang² sepi yang misterius. Beberapa monumen juga digambarkan dalam kisah ini (patung Cagalibri, si Gila Buku di Campo Morosini ternyata memang ada aslinya... hah), juga kebiasaan orang Venezia. Karakter tokoh-tokohnya beraneka warna mulai Scipio yang ngebos, Prosper yang cerdik, Bo yang polos, Tawon yang ceria namun menutupi jati dirinya, Barbarossa yang tamak, dan Victor si detektif yang sering sial. Adegan demi adegan dalam buku yang sarat petualangan ini bergulir dengan mulus dan ilustrasi-ilustrasi karya penulis yang menghiasi halaman-halaman buku menjadi nilai tambah novel anak yang dapat dinikmati segala usia ini.
Melalui buku ini pembaca akan diajak menikmati serunya berpetualang bersama Pangeran Pencuri dalam menjalankan misinya. Di buku ini Cornelia Funke juga mengungkap apa yang ada dalam benak seorang anak-anak yang kadang menginginkan dirinya cepat untuk menjadi dewasa karena tidak ingin dirinya hidup dalam aturan-aturan yang menjemukan yang dibuat oleh orang dewasa. Kisah ini juga menggambarkan arti persahabatan dan bagaimana anak-anak dapat bertanggung jawab, saling menyayangi satu sama lainnya, juga sayang pada binatang (begitu banyaknya kalimat yang menggambarkan tentang Scipio yang mencemaskan kucing²nya, Bo yang selalu bermain dengan kucing dan Victor yang selalu khawatir dengan kesehatan sepasang kura² di kantornya...)
Pesan bagi para orang tua melalui cerita ini adalah agar membebaskan anak-anak mereka menjadi dirinya sendiri. Seorang anak adalah sesosok pribadi lain. Biarkan mereka tumbuh berkembang membentuk kepribadian sendiri.
Yaa... dan akhirnya saya akan mengutip sajak yang ada di halaman 7 buku ini :
Orang dewasa tidak ingat lagi, bagaimana rasanya, menjadi anak-anak.
Walaupun mereka mengaku begitu.
Mereka tidak tahu lagi. Percayalah padaku.
Mereka sudah lupa semuanya.
Betapa dunia dahulu berkesan lebih besar bagi mereka.
Betapa repotnya memanjat ke kursi.
Bagaimana rasanya kalau harus selalu menengadah?
Lupa.
Mereka tidak tahu lagi.
Kau pun akan melupakannya.
Kadang-kadang orang dewasa bercerita, betapa indahnya ketika mereka masih anak-anak.
Mereka bahkan bermimpi menjadi anak-anak lagi.
Tetapi apa yang mereka mimpikan ketika masih anak-anak?
Tahukah kau?
Aku rasa, mereka bermimpi ingin cepat-cepat dewasa.
Rating :
8/10
Show
0 Comments
prev